PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
OLEH : ZAHROTUL MULQIYAH
BLOG: zahrotulmulqiyah.blogspot.com
PENDAHULUAN
Dalam proses
belajar dan pembelajaran antara guru dan siswa sangat diperlukan persiapan
secara matang, mulai dari kurikulum yang diterapkan, metode yang akan
digunakan, media, penguasaan materi dan lain sebagainya. Proses pembelajaran
yang menarik akan memacu semangat belajar siswa, oleh karena itu guru dituntut
untuk kreatif demi tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Meskipun
demikian, dalam proses pembelajaran diperlukan pula evaluasi pada akhir tahun
ajaran, untuk menilai proses belajar pembelajaran yang telah terlaksana agar
dapat terciptanya proses pembelajaran yang lebih baik lagi, serta mengukur
sejauh mana tujuan pembelajaran itu tercapai.
Evaluasi
merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah diterapkan dalam sebuah program. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Belajar adalah perubahan tingkah laku
dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mengamati, meniru dan lain
sebagainya.
Evaluasi,
prestasi dan belajar memiliki hubungan saling berkaitan. Evaluasi berguna untuk
menilai program belajar pembelajaran antara guru dan murid. Karena adanya
evaluasi sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pembelajaran yang
lebih baik. Belajar pula erat hubungannya dengan prestasi. Seorang murid yang
belajar akan berusaha semaksimal mungkin agar tercapainya prestasi atau hasil
yang maksimal pula. Apabila prestasi belajar itu kurang memuaskan, maka
diperlukanlah evaluasi, baik dari proses belajar siswa maupun proses
pembelajaran guru. Adapun evaluasi yang dapat dilakukan dalam proses belajar
dan pembelajaran dengan cara mengevaluasi cara belajar, cara mengajar,
instrumen tes yang digunakan, serta mengevaluasi prestasi siswa, mulai dari
kognitif, psikomotor dan afektif.
PEMBAHASAN
A.
Evaluasi Belajar

1.
Definisi Evaluasi
Secara harfiah
kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation; dalam bahasa Arab :al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia
berarti: penilaian. Akar katanya adalah value: dalam bahasa Arab: al-Qiyamah: dalam bahasa Indonesia
berarti ; nilai. Dengan demikian dapat diartikan evaluasi adalah penilaian
terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku baik
dari segi kognitif, psikomotor dan efektif. Jadi, evaluasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai seseorang dalam kegiatan belajar yang berupa perubahan tingkah
laku meliputi kognitif, psikomotor dan afektif
2.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
a. Tujuan
Evaluasi
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang
telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang
siswa dalam kelompok kelasnya
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar
4. Untuk mengetahui segala upaya siswa
dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan
hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses
mengajar-belajar.
Selain itu,
berdasarkan UU Sindiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 58 (1), evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar secara berkesinambungan.
b.
Fungsi Evaluasi
Secara umum,
evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga
macam fungsi pokok yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana dan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
1.
Fungsi
administratif
untuk penyusunan daftar
nilai dan pengisian buku rapor
2.
Fungsi
promosi
untuk menetapkan
kenaikan dan kelulusan
3.
Fungsi
diagnostik
untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran
perbaikan)
4.
Sumber
Data BK
Untuk memasok data
siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling (BK)
5.
Bahan
pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan
kurikulum, metode dan alat-alat PMB.
Menurut Evelin
Siregar dan Hartini Nara dalam bukunya teori belajar dan pembelajaran, tujuan
dan fungsi evaluasi adalah sebagai berikut :
a.
Diagnostik
Menentukan letak
kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar, bisa terjadi pada keseluruhan bidang
yang dipelajari oleh siswa atau pada bidang-bidang tertentu saja
b.
Seleksi
Menentukan mana calon
siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu dan mana yang tidak dapat
diterima. Seleksi dilakukan guna menjaring siswa yang memenuhi syarat tertentu.
c.
Kenaikan
kelas
Menentukan naik atau
lulus tidaknya siswa setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu.
d.
Penempatan
Menempatkan siswa
sesuai dengan kemampuan/potensi mereka. Instrumen yang digunakan, antara lain readness test, aptitide test, pre-test,
dan teknik-teknik observasi.
3.
Prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar
a. Prinsip keseluruhan
Prinsip
keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip
kompherensif. Dengan prinsip ini dimaksudkan bahwa evaluasi hasil belajar dapat
dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara
bulat, utuh, dan menyeluruh.
b. Prinsip kesinambungan
Prinsip
kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip
ini, dimaksudkan bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil
belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke
waktu.
c. Prinsip obyektivitas
Prinsip
obyektivitas mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang
sifatnya subyektif.
d.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil
belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil
belajar sebagai salah satu komponen dari penilaian, akan lebih efektif bila
mengikuti peraturan-peraturan berikut ini.
a.
Jelas merinci apa yang akan dinilai menjadi
prioritas dalam proses penilaian
b.
Suatu
prosedur penilaian haruslah diseleksi karena berkaitan dengan karakteristik
atau unjuk kerja yang diukur
c.
Penilaian
yang komprehensif membutuhkan beraneka prosedur
d.
Penilaian
membutuhkan pengetahuan mengenai keterbatasannya
e.
Penilaian
merupakam suatu cara untuk mendapatkan apa yang akan diinginkan, bukan akhir
dari proses itu sendiri.
Terdapat beberapa cara yang
dapatdigunala untuk mengumpulkan bukti-bukti kemajuan belajar siswa, yaitu
sebagai berikut.
a. Penilaian portofolio
Portofolio
merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang sistematis dalam satu periode.
b. Penilaian melalui unjuk kerja (performance).
Penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana
yang terjadi.
c. Penilaian melalui penugasan (project)
Penilaian
melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan
siswa secara individual atau kelompok dalam periode tertentu.
d. Penilaian melalui hasil kerja (product).
Penilaian
hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti makanan, pahatan, dan bahan logam.
e. Penilaian melalui tes tertulis
Tes
tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi
tertentu.
e.
Ragam Evaluasi
Pada prinsipnya,
evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh
karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks.
a.
Pre-test
dan Post-test
Kegiatan pre-test
dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru.
Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan
yang akan disajikan.
Post test adalah
kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada
setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf
penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
b.
Evaluasi
Prasyarat
Evaluasi seperti ini
sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan
siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh:
evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian
bilangan, karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.
c.
Evaluasi
Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan
setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan
mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen
evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah
membuat siswa mendapat kesulitan
d.
Evaluasi
Formatif
Evaluasi jenis ini
kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian
satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang
mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni mendiagnosis (mengetahui
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar
tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial
(perbaikan)
e.
Evaluasi
Sumatif
Ragam penilaian sumatif
kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun
ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa
dan bahan penentu naik atau tidaknya
siswa ke kelas yang lebih tinggi.
f.
UAN/UN

Ujian Akhir Nasional
atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti
sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang mulai diberlakukan
pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi
pada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni jenjang SD/MI (Madrasah
Ibtidaiyah) dan seterusnya.
f.
Ragam Alat Evaluasi
Secara garis besar,
ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk yaitu 1) bentuk objektif, dan
2) bentuk subjektif. Bentuk objektif biasanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk alternatif
jawaban, pengisian titik-titik,dan pencocokan satu pernyataan dengan pernyataan
lainnya.
1. Bentuk objektif
Yakni tes yang
jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang
ditentukan sebelumnya. Ada lima macam tes yang termasuk evaluasi ragam objektif
ini.
a. Tes Benar-Salah
Tes ini merupakan alat
evaluasi yang paling bersahaja dalam hal susunan item-itemnya maupun dalam hal
cara menjawabnya
b. Tes Pilihan Berganda

Item-item
dalam tes pilihan berganda (multiple choice) biasanya berupa pertanyaan atau
pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih satu dari empat atau lima
alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal. Caranya dengan menyilang salah
satu huruf a, b, c, d, atau e yang menandai alternatif jawaban yang benar.
c. Tes
Pencocokan (Menjodohkan)
Tes pencocokan
(matching test) disusun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata,
istilah atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
d. Tes Isian
Alat tes isian biasanya
berbentuk cerita atau karangan pendek yang pada bagian-bagian yang memuat
istilah atau nama tertentu dikosongkan.
e. Tes Perlengkapan (Melengkapi)
Cara
menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes
isian. Perbedaannya terletak pada kalimat-kalimat yang digunakan sebagai instrumen.
2.
Bentuk
Subjektif
Alat evaluasi
yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang
jawabannya tidak bernilai skor atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk
evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang
diberikan oleh para siswa. Instrumen evaluasi mengambil bentuk essay examination, yakni soal ujian
mengharuskan siswa menjawab setiap pernyataan dengan cara menguraikan atau
dalam bentuk karangan bebas.
Banyak ahli
menganggap evaluasi subjektif itu sukar sekali dipercaya reliabilitas dan
validitasnya, karena subjektivitas guru penilainya lebih menonjol. Contoh tes
subjektif ini adalah tes esai. Adapun beberapa keunggulan tes esai yang secara
implisit diakui juga oleh Suryabrata (1984)
a. Tes esai tidak hanya mampu mengungkapkan
hasil jawaban siswa, tetapi juga cara dan jalan yang ditempuh untuk memperoleh
jawaban itu.
b. Tes esai dapat mendorong siswa untuk
berpikir kreatif, kritis, bebas, mandiri, tetapi tanpa melupakan tanggung jawab
B.
Evaluasi Pembelajaran

1.
Pengertian evaluasi pembelajaran (proses)
Evaluasi proses mencakup segala
usaha-usaha yang terarah, terencana, dan sistematik, untuk meneliti proses
belajar-mengajar yang telah menghasilkan suatu produk, baik terhadap fase
perencanaan maupun terhadap fase pelaksanaan.
2.
Macam-macam instrumen evaluasi pembelajaran.
Berikut ini metode dan alat yang dapat
diterapkan yaitu sebagai berikut:
a. Daftar-daftar pertanyaan

b. Metode observasi
c. Wawancara dengan beberapa siswa mengenai
pengalaman mereka selama berpartisipasi dalam proses belajar mengajar di kelas.
d. Laporan tertulis oleh para siswa setelah
suatu program pengajaran selesai
C.
Prestasi

1.
Pengertian Prestasi Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Prestasi adalah
hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Belajar adalah
perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mengamati,
meniru dan lain sebagainya. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Berikut ini
pengertian prestasi belajar menurut para ahli:
1.
Asmara
Prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam pengusahaan pengetahuan dan keterampilan
yang dikembangkan dalam pelajaran lazimnya ditunjukan dengan tes angka nilai
yang diberikan oleh guru
2.
Hetika
Prestasi belajar
adalaah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan
pengetahuan
3.
Harjati
Prestasi belajar adalah
hasil usaha yang dilakukan dalam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam
bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam
waktu tertentu.
Untuk
mewujudkan prestasi belajar yang memuaskan diperlukannya usaha-usaha untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, misalnya dengan cara membaca dan menulis. Sesuai
dengan firman Allah dalam surat al-‘alaq ayat 1-5.

Sesuai ayat diatas dijelaskan bahwa
belajar dapat dilakukan dengan cara membaca dan menulis, dengan cara itulah
Allah mengajarkan kepada manusia apa yang ia tidak ketahui.
Prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya.
Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut
Dimyati itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut
Dimyati Mahmud mengatakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa mencakup : “faktor internal dan faktor eksternal”. sebagai
berikut :
1.
Faktor
Internal
Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang
terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau
motif untuk berprestasi.
2.
Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini dapat berupa
sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkersyang
diterjemahkan oleh Soenoro (1982 : 30), mengatakan bahwa “Faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari si pelajar,
faktor yang berasal dari si pengajar”.Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
- Faktor yang berasal dari si pelajar (
siswa)
Faktor
ini meliputi motivasi, perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung, tingkat
peneirmaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari,
kemampuan mereproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
- Faktor yang berasal dari si pengajar
(Guru)
Faktor
ini meliputi kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar, kemampuan
menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan
menyebutkan pokok-pokok masalah yang diajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian
pada pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan memberikan tanggapan terhadap
reaksi. Dari pendapat Rooijakkers tentang faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dapat diberikan kesimpulan bahwa prestasi siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri pelajar dan
faktor yang berasal dari si pengajar (guru).
2.
Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya,
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan
perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat
sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam
hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil
belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi
karsa.
Kunci pokok
untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai
diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi
tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Selanjutnya, agar pemahaman anda lebih mendalam mengenai kunci pokok tadi dan
untuk memudahkan anda dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang
tepat, reliabel dan valid.
3.
Batas Minimal Prestasi Belajar
Menetapkan batas
minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan
hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan
siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Diantara norma-norma
pengaturan tersebut ialah :
1. Norma skala angka dari 0 sampai 10;
2. Norma skala angka dari 0 sampai 100.
Angka
terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar skala 0-10 adalah 5,5
atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya
jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat
menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah
memenuhi target minimal keberhasilan belajar.
Selanjutnya,
selain norma-norma tersebut diatas, adapula norma lain yang di negara kita baru
berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakan
simbol huruf-hurufA, B, C, D dan E. Simbol huruf ini dapat dipandang sebagai
terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel berikut.
|
Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf
|
Predikat
|
|
|
Angka
|
Huruf
|
|
|
8 – 10 =
80
– 100 = 3,1 – 4
7 - 7,9 = 70
– 79 = 2.1-3
6 - 6,9
= 60 – 69 = 1,1-2
5 - 5,9
= 50 – 59 =
1
0 - 4,9
= 0 – 49 = 0
|
A
B
C
D
E
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
|
4.
Evaluasi
Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
A.
Evaluasi
Prestasi Kognitif
Mengukur
keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif, dapat dilakukan dengan berbagai
cara,baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin
membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatannya
hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya
kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaannya yang face to face
(berhadapan langsung)
Dampak
negatif yang tak jarang muncul akibat
tes yang face to face itu, ialah sikap dan perlakuan yang subjektif dan kurang
adil, sedangkan soal yang diajukan pun tingkat kesukarannya berbeda antara satu
dengan yang lain. Di satu pihak ada siswa yang mudah dan terarah (sesuai topik)
sedangkan di pihak lain ada pula siswa yang ditanyai masalah yang sukar bahkan
terkadang tidak relevan dengan topi.
Untuk mengatasi
masalah subjektivitas itu, semua jenis tes tertulis baik yang berbentuk
subjektif maupun yang berbentuk objektif (kecual tes B-S) seyogyanya dipakai
sebaik-baiknya oleh para guru. Namun demikian, apabila anda menghendaki
informasi yang lebih akurat mengenai kemampuan kognitif siswa, selain tes B-S,
tes pilihan berganda juga sebaiknya tidak digunakan. Sebagai gantinya, anda
sangat dianjurkan untuk menggunakan tes pencocokan, tes isian dan tes esai.
B.
Evaluasi
Prestasi Afektif
Dalam
merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi
afektif(ranah rasa). Jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi
seyogyanya mendapatkan perhatian khusus. Alasannya, kedua jenis prestasi ranah
rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
Salah satu
bentuk tes ranah rasa yang populer adalah “Skala Likert” yang tujuannya untuk
mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Bentuk skala ini menampung pendapat
yang mencerminkan sikap sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
Cara lain
menyusun instrumen skala sikap siswa dapat juga ditempuh dengan menggunakan
skala ciptaan C. Osgood yang disebut semantic differential. Selanjutnya tugas
siswa yang sedang dievaluasi adalah memilih alternatif sikap yang sesuai dengan
keadaan dirinya sendiri, kemudian sikap itu dinyatakan dengan cara memberikan
tanda ceklis pada angka yang sesuai dengan kecenderungan sikapnya. Cara
penyelesaian evaluasi sikap dengan membubuhkan tanda cek seperti itu berlaku
baik untuk skala likert maupun skala differensial semantik
C.
Evaluasi
Prestasi Psikomotor
Cara yang
dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah
psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat
diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena
lain dengan pengamatan langsung. Guru yang hendak melakukan observasi perilaku
psikomotor siswa-siswanya seyogyanya mempersiapkan langkah-langkah yang cermat
dan sistematis menurut pedoman yang terdapat dalam lembar format observasi yang
seluruhnya disediakan, baik dari sekolah maupun guru itu sendiri.
5.
Prestasi Belajar Linguistik Umum
1.
Metode Pengajaran
Metode yang
digunakan dalam mempelajari linguistik umum adalah metode ceramah, metode
diskusi, metode tanya jawab, dan metode tugas. Berikut penjelasan mengenai
metode-metode tersebut
a. Metode ceramah
Metode ceramah
merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan para
pengajar. Namun demikian, metode ini tetap memiliki fungsinya yang penting
untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.
b. Metode diskusi
Siswa dihadapka pada
suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
c. Metode tanya jawab
Metode ini menggunakan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa
d.
Metode
tugas
Guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
2.
Cara evaluasi
Cara evaluasi
yang digunakan dalam pembelajaran linguistik umum yaitu sebagai berikut
a. Pretest
Tes dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai, berguna untuk mengingatkan kembali pada materi yang telah
dibahas pada pembahasan sebelumnya, yang juga berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.
b.
Evaluasi
prasyarat
Evaluasi prasyarat yang
diterapkan pada pembelajaran linguistik yaitu dengan cara mahasiswa diberi
tugas selama satu semester untuk membuat rangkuman mengenai materi diskusi yang
telah dibahas. Tugas tersebut dijadikan sebagai syarat untuk mahasiswa dapat
mengikuti ujian akhir semester
c.
Evaluasi
formatif
Tes formatif berupa
ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Selain itu penilaian formatif
juga dinilai dari keaktifan mahasiswa selama proses perkuliahan berlangsung.
3.
Prestasi
Prestasi yang
telah saya dapat dari belajar linguistik yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui berbagai macam ilmu
kebahasaan secara umum.
2. Linguistik adalah ilmu yang objek
kajiannya bahasa.
3. Dalam ilmu kebahasaan terdiri dari fonologi,
morfologi, sintaksis dan semantik yang memiliki objek berbeda dalam kajiannya.
Fonologi objek kajiannya huruf, morfologi objek kajiannya kata, sintaksis objek
kajiannya kalimat, dan semantik objek kajiannya makna kalimat.
4. Setelah melakukan proses pembelajaran
linguistik umum selama satu semester, dan diuji dalam bentuk ujian tengah
semester dan ujian akhir semester. Hasil yang diperoleh berupa penilaian baik
atau dilambangkan dengan simbol huruf B (baik), dengan nilai 78.
Apapun
hasil yang saya dapat saya tetap bersyukur, sesuai dengan firman Allah berikut
dalam surat ibrahim ayat 7

Kesimpulan
Evaluasi adalah proses penilaian belajar
dan pembelajaran yang telah terprogram, guna untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Sejauh mana keberhasilan belajar dan pembelajaran dapat diukur
dengan melihat seberapa jauh tujuan yang dapat tercapai. Evaluasi terdiri dari
evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi yang telah dibahas mengenai
evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi belajar, penilaian
terhadap cara belajar siswa sedangkan evaluasi pembelajaran, penilaian terhadap
proses pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar. Setelah dilakukan evaluasi dapat diketahui sejauhmana tujuan yang
telah dicapai dalam proses belajar dan pembelajaran.
Dengan adanya evaluasi, dapat terlihat
hasil nilai atau prestasi yang telah diraih oleh siswa. bagi siswa, hasil
prestasinya itu akan dijadikan untuk bahan pertimbangan untuk mengukur prestasi
yang telah diraih selama proses pembelajaran, apabila prestasinya telah baik,
maka akan siswa itu pertahankan dan apabila prestasinya kurang, maka siswa itu
akan meningkatkan prestasinya. Bagi guru hasil prestasi siswa menjadi penentu
naik tidaknya siswa itu ke jenjang yang lebih tinggi.
Penilaian evaluasi dilakukan mulai dari
proses belajar dan pembelajaran dan instrumen tes yang digunakan juga disertai
dengan prinsip-prinsip evaluasi. Instrumen tes itu terdiri dari tes objektif
dan tes subjektif. Prinsip-prinsip evaluasi diantaranya prinsip kesinambungan,
prinsip keseluruhan dan prinsip objektivitas. Setelah dilakukannya evaluasi
diharapka proses belajar dan pembelajaran diharapkan menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Referensi
Siregar,Evelin
dan Nara,Hartini (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia
Indonesia
Syah,Muhibbin
(2014). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Dimyati
dan Mudjono (2013). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Sudijono,
Anas (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers